Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2007).
Banyak sampah organik masih mungkin digunakan kembali/ pendaurulangan (re-using), walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/ material yang tidak dapat digunakan kembali (Dainur, 1995).
Pengelolaan sampah di sekolah wajib dilakukan seoptimal mungkin dengan berbagai cara pendekatan dan metoda yang umum dilakukan diantaranya :
1. Mengolah Sampah Organik , dikenal dengan beberapa cara ada yang menggunakan Tong Komposter,ada yang gunakan komunal,bahkan ada yang menggunakan sistem ditimbul dengan sebutan “Jugangan Organik” asal tidak ada bahan an organik yang tertimbun, serta dengan cara membuat Lubang Biopori. Biopori selain sebagai sarana peresapan air berfungsi mengolah sampah organik.
2. Mengolah sampah anorganik dengan cara membangun sistem bank sampah sederhana, membuat bengkel kerajinan daur ulang karena tidak semua sampah anorganik dapat di perjualbelikan di bank sampah.
Nah dengan demikian pembuangan sampah ke TPA akan sangat berkurang dengan upaya-upaya yang menarik dilakukan sekolah dengan melibatkan peran siswa. namun ingat bukan siswa sebagai pelaku kebersihan sekolah tapi peran siswa dalam proses monitoring dan evaluasi saja.
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat, seperti pengaruh terhadap kesehatan
a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat perkembangbiakan vektor penyakit, seperti lalat, tikus, serangga, jamur.
b. Penyakit demam berdarah meningkatkan incidencenya disebabkan vektor Aedes Aegypty yang hidup berkembang biak di lingkungan, pengelolaan sampahnya kurang baik (banyak kaleng, ban bekas dan plastik dengan genangan air) (Dinas Kebersihan, 2009)
c. Penyakit sesak nafas dan penyakit mata disebabkan bau sampah yang menyengat yang mengandung Amonia Hydrogen, Solfide dan Metylmercaptan (Dinas Kebersihan, 2009).