Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Siti Nurbaya Bakar mengucapkan selamat kepada para kepala sekolah (Kepsek) yang menerima penghargaan Adiwiyata (sekolah berbasis lingkungan hidup) tingkat Nasional 2016.
Acara penyerahan penghargaan Adiwiyata Nasional 2016 yang digelar di Auditorium Manggala Wahana Bhakti Kementerian LHK, Selasa (13/12/2016) itu, juga dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Prof Muhajir Effendy, Sarwono Kusuma Atmaja (mantan Menteri Lingkungan Hidup) dan sejumlah pejabat terkait serta sebanyak 489 Kepsek penerima Adiwiyata Nasional 2016 se-Indonesia.
Tiga di antaranya merupakan Kepsek dari Kota Padang. Yakni, Kepala SDN 08 Surau Gadang Kecamatan Nanggalo, Raudhati, Kepala SMPN 31 Padang Kecamatan Padang Timur, Mardawati dan Kepala SMAN 14 Padang, Suherman.
“Program Adiwiyata adalah program pemerintah dalam rangka pelaksanaan pendidikan lingkungan yang telah dirintis sejak 1978. Bertujuan untuk mewujudkan warga sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, yang dilaksanakan di tingkat kabupaten/kota/provinsi dan nasional,” ungkap Siti Nurbaya dalam sambutannya.
“Kita bergembira bahwa tadi, bapak menteri pendidikan memberikan perspektif yang luas tentang pendidikan, tentang lingkungan dan ini akan memberikan kembali evaluasi kita untuk peningkatan yang akan datang. Tidak hanya dalam jumlah yang harus hadir sebagai sekolah cinta lingkungan, tetapi juga dalam kualitas sebagaimana yang diharapkan bapak menteri pendidikan,” sambungnya.
Menurut Siti Nurbaya, komunitas pendidikan atau dunia pendidikan adalah kelompok hutan. Maksudnya, kelompok besar yang mempunyai peran sangat strategis dalam mewujudkan perubahan di suatu negara.
Apalagi sekarang sedang terjadi perubahan iklim di dunia. Indonesia sudah sepakat untuk ikut melakukan pengendalian perubahan iklim tersebut. Yang ternyata unsur-unsurnya merupakan hal-hal yang melekat di dalam kehidupan sehari-hari.
“Jadi, memperbaiki lingkungan identik dengan melakukan perubahan gaya hidup atau life style. Oleh sebab itu, sekali lagi kami mengucapkan selamat kepada sekolah yang menerima penghargaan Adiwiyata Nasional tahun ini,” kata Siti Nurbaya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Prof Muhajir Effendy mengaku, mendukung program pendidikan berbasis lingkungan yang diselenggarakan Kementerian LHK dan sudah jadi program rutin tiap tahun secara nasional.
Muhajir sengaja mengutip salah satu ayat al Quran, dimana manusia diciptakan sebagai wakil Tuhan di muka bumi ini. Artinya, manusia punya tanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan di muka bumi.
“Sebenarnya, protes malaikat kepada tuhan ketika manusia akan dijadikan khalifah (pemimpin) di muka bumi seperti yang disampaikan dalam surat Al Baqarah itu punya makna tersirat. Maksudnya, kekhawatiran malaikat bahwa manusia itu hanya jadi perusak dan akan menumpahkan darah di muka bumi,” terangnya.
“Ini harus kita jawab dengan tindakan positif. Karena merusak dan membunuh merupakan sisi buruk yang dimiliki oleh manusia. Oleh sebab itu, mari kita buang sisi buruk tersebut dan kita amalkan sisi baik yang dimiliki manusia. Yakni, menjaga kelestarian lingkungan dan saling menghormati sesama makhluk hidup,” tambah Muhajir mengingatkan.
Ke depan, dia berharap, tidak hanya beberapa sekolah saja yang mendapatkan penghargaan Adiwiyata, namun harus semua sekolah di Indonesia. Sebab, menjaga kelestarian lingkungan hidup itu merupakan tanggung jawab seluruh warga negara.
Pada kesempatan itu, Kementerian LHK juga menyebutkan awalnya adalah sekitar 800-an sekolah yang masuk nominasi Adiwiyata Nasional 2016. Namun setelah dilakukan seleksi dan penilaian, akhirnya ditetapkan sebanyak 489 sekolah (SD-SMA/Sederajat) dari 31 provinsi se-Indonesia yang berhak mendapatkan penghargaan Adiwiyata Nasional. Khusus untuk Provinsi Sumbar ditetapkan sebanyak 18 sekolah dan tiga di antaranya berasal dari Kota Padang.
Sumber : http://www.valora.co.id/berita/6042/tiga-sekolah-di-padang-raih-adiwiyata-nasional-2016.html