Olah Pupuk Sendiri Hingga Berkebun Jagung

jagung-sman-4-pekanbaru

Begitu memasuki lingkungan SMAN 4 Pekanbaru, pohon-pohon hijau nan rindang menjadi pemandangan yang membuat lingkungan tampak asri. Tak hanya pohon-pohon besar, berbagai macam tanaman tumbuh, mulai dari bunga-bunga, pohon hias, tanaman pelindung hingga tanaman berbuah ada di sekolah itu.

Pohon-pohon rindang tersebut tampak sangat terawat, sehingga tidak terlihat sampah dari tanaman-tanaman tersebut mengotori lingkungan sekolah yang mendapat predikat sekolah Adiwiyata tingkat nasional ini.

‘’Ya beginilah lingkungan sekolah kami. Kami selalu berusaha menjaga lingkungan ini menjadi lingkungan yang hijau dan bersih,’’ujar Kepala SMAN 4 Pekanbaru Nurhafni MPd, Senin (5/1) kepada Riau Pos.

Sampah-sampah dari dedaunan itu dikumpulkan bukan hanya dari petugas kebersihan sekolah, namun para murid-murid juga dilibatkan untuk membersihkan lingkungan sekolah. Sehingga semua pihak merasa lingkungan yang bersih sangat bermanfaat bagi proses belajar-mengajar.

‘’Memang tidak mudah, apalagi saat awal karena untuk menyadarkan semua komponen untuk peduli terhadap lingkungan itu tidak mudah, namun berkat kerja sama dan keyakinan hal itu bisa terca pai,’’ ujar Nurhafni.

Sampah-sampah tersebut tidak dibuang pihak sekolah. Sampah-sampah dedaunan yang gugur di pekarangan sekolah setiap hari tersebut dikumpulkan ke sebuah bak penampungan yang ada di belakang. ‘’Sampah-sampah tersebut dikumpulkan dalam bak sampah dan dimasukkan ke dalam lubang biopori, dijadikan pupuk. Setelah jadi pupuk, dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman di sekolah,’’tambahnya.

Selain itu, di sudut sebelah kiri belakang sekolah terlihat tempat yang dijadikan Bank Sampah. ‘’Sampah-sampah yang bisa didaur ulang dipisahkan, kemudian diolah kembali menjadi barang-barang yang bermanfaat,’’ tambahnya.

Tidak hanya, tanaman di sekolah ini adanya juga punya kebun jagung yang sudah sering panen.’’ Kami sudah panen beberapa kali, untuk ini,’’terangnya.

Ia membina sekolah yang sekarang dipimpinnya tersebut dari awal mulai dari pembenahan lingkungan sekolah sehingga akhir pada Juni 2013 sekolah ini mendapat prediket sekolah Adiwiyata Tingkat Kota Pekanbaru. Setelah mendapat predikat tersebut, ia bersama seluruh komponen sekolah berjuang untuk membuat sekolah ini mendapat predikat Adiwiyata tingkat Provinsi Riau.

‘’2014 kemarin, kami dapat dua penghargaan. Adiwiyata Provinsi pada bulan Juni dan Adiwiyata tingkat nasional akhir Desember lalu,’’ sebut mantan Kepala SMAN 8 Pekanbaru ini.

Dikatakannya, program Adiwiyata tidak hanya terfokus pada lingkungan hijau, namun ada empat komponen yang harus ada di sekolah Adiwiyata tersebut. ‘’Mulai dari kebijakan sekolah yang peduli akan lingkungan, kemudian krikulum atau matapelajar ada tentang lingkungan, selanjutnya sarana dan prasarana, serta yang paling penting partisipasi seluruh komponen sekolah peduli terha dap lingkungan,’’ tambahnya.

Namun yang perlu diingat predikat Adiwiyata ini bukan ajang lomba siapa sekolah yang mendapat penghargaan, namun yang ter penting bagaimana penerapan terhadap kompenen sekolah yang peduli terhadap lingkungan. ‘’Program ini juga menunjang dan mendukung untuk mewujudkan visi misi Kota Pekanbaru menuju green city dan mendapat penghargaan Adipura Kencana tahun ini. Untuk itu kami siap membantu dan kami juga berharap sekolah-sekolah lainnya bisa meniru langkah SMAN 4 Pekanbaru ini,’’ tutupnya.***

Sumber : Riau Post