Manfaat Daun Ungu untuk kesehatan

8705021872_bea497ebd6_b

Daun Ungu (Graptophyllum pictum) atau nama lainnya DemungTulakWungu(Jawa); Daun Temen-temenHandeuleum (Sunda), Temen (Bali); Karotong(Madura), Daun PutriDongora (Ambon); Kobi-kobi (Ternate); termasuk tumbuhan tumbuh liar dipedesaan atau ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat, daun ungu cocok tumbuh didaearah dataran rendah sampai ketinggian 1250 meter di atas permukaan laut.

Sekarang ini sudah ada beberapa obat herbal yang merupakan hasil ekstrak daun Handeuleum / daun Wungu ini. Daun Wungu ini merupakan salah satu obat herbal alami untuk penyakit ambeien.

Alhamdulillah, daun ungu/wungu/handeleum (Graptophyllum pictum) adalah salah satu kandungan yang ada pada obat wasir alami: Ambextra Unlergo, yang nama lainnya dari daun ungu ini adalah Graptophyllum pictum selain 6 jenis tanaman herbal lainnya yang dikomposisikan untuk menyembuhkan wasir secara alami dengan ekstrak tanaman obat dan In sya Allah bisa mengobati ambeien tanpa operasi atau obat kimia.

Bila Anda ingin tahu cara alami hilangkan ambeien dengan bahan alami adalah dengan daun wungu ini, dan berikut ini beberapa pengakuan dari penderita ambeien yang berhasil mengobati wasir dengan bahan alami ini.

SUDAH 10 tahun ia disiksa ambeien / wasir. Tubuhnya kurus. Kalau ia ke belakang, kotorannya bercampur darah (buang air besar keluar darah).
R. Memed, bekas pamong di Depok yang pensiunan itu akhirnya setahun lalu menemui dr Y.M. Sugiarta, 35 tahun, yang sehari-harinya bertugas di Rumah Sakit Jiwa Bogor dan sore hari buka praktek pribadi.

Borraginol dan Essaven (keduanya obat wasir) diberikan dokter itu kepadanya. Namun penyakitnya membandel. Sugiarta kemudian mengirimnya ke Rumah Sakit Palang Merah Indonesia, Bogor. Di situ operasi yang direncanakan untuk mengenyahkan wasirnya tak bisa dilaksanakan karena keadaan tubuhnya yang sangat lemah. Ia kembali ke rumah.

“Saya tak bisa tidur memikirkan Pak Memed,” kisah dr Sugiarta, yang akhirnya teringat pada daun handeuleum (Praptophyllum L. Griff) sebagai obat wasir tradisionil yang populer di Temanggung, Jawa Tengah. Dokter lulusan Universitas Gajah Mada itu berangkat ke sana mencari daun itu yang panjangnya rata-rata 15 dan lebar 7 cm.

Daun itu harus direbus 7 lembar dan dicampur gula aren. Air rebusan sebanyak 3 gelas dibiarkan mendidih terus hingga tinggal hanya 1 gelas. Inilah yang harus diminum tiap hari.

Pasien Memed mencobanya tiga hari berturut-turut, dan pendarahannya ternyata berhenti. Tiap dua hari sekali (selama sebulan) Sugiarta meneliti pasiennya. Ambeinnya mengecil dan baik.

Sugiarta bercerita pada Bachrun Suwatdi dan TEMPO bahwa dalam setahun ini sudah 16 penderita wasir yang datang berobat kepadanya. Sepuluh di antara mereka penderita kelas berat (sudah mencapai wasir stadium 3). Semua tertolong.

“Ternyata rebusan handeuleum tidak membawa efek samping,” ulas dokter itu.

Untuk Penghijauan Sugiarta masih ingin mengetahui apa yang dikandung daun tersebut dan bagaimana cara kerjanya, hingga bisa menciutkan wasir yang sudah parah. Ia menghimbau para peneliti supaya memberikan perhatian.

“Kalau nanti memang ternyata ampuh untuk wasir, saya berniat mengusulkan kepada pemerintah daerah Bogor agar mengadakan penghijauan dengan pohon ini,” katanya.

Maksudnya, supaya daun itu gampang diperoleh. Menurut Herbarium Bogor, tumbuhan itu banyak terdapat di daerah Jawa Barat, khususnya Sukabumi Selatan. Daunnya yang muda sering juga digunakan penduduk sebagai bahan makanan. Pada upacara menuai padi. Handeuleum ini digunakan pula sebagai pelindung sajen di sawah. Sugiarta mulai mengenal khasiat daun ini di perkebunan tembakau di Temanggung, bekas milik orang Perancis.

Rupanya orang Perancis itu menitipkan pohon handeuleum yang bibitnya dibawa dari luar negeri. Wasir pada tingkat gawat biasanya ditolong dengan operasi, demikian dr Ibrahim Ahmadsyah, ahli bedah di RS Cipto Mangunkusumo. Ia tidak spontan menyambut pengobatan dengan daun handeuleum.

“Pernah juga ada yang memperkenalkan obat wasir yang dibuat dari tinja semut. Setelah dicoba pada 60 pasien, ternyata hanya mampu melancarkan buang air besar. Sedang wasirnya tidak,” katanya.

Sibuk Comfrey Drs B. Dzulkarnain, staf ahli penelitian dan pengembangan Depkes, dosen luar biasa di jurusan farmasi FIPIA-UI dan Ketua Himpunan Peneliti Bahan Obat Alam, menyambut gembira penemuan dokter di Bogor itu. Namun ia sendiri belum sempat langsung turun ke laboratorium untuk memeriksa daun handeuleum. Banyak waktunya masih terpakai untuk meneliti daun comfrey yang ramai sampai sekarang. Tapi diketahuinya handeuleum “tidak mengandung racun.” Comfrey yang diduga bisa menyembuhkan kanker masih diperdebatkan para ahli.
Kalau memang benar berkhasiat, handuleum bermanfaat ganda.
Pertama harganya murah.
Kedua, biaya operasi wasir — mencapai Rp 100.000 — bisa dihematkan.

 

Sumber : http://berkhasiat.web.id/14-khasiat-daun-wungu-handeuleum-wasir/